Kamis, 18 April 2013

Save Our World, Go Green (Manfaat Pohon Bagi Dunia)



Inilah mengapa disarankan untuk tidak menebang pohon.

Perhatikan  Air yang dikeluarkan dari tampungan yang isinya berbeda-beda ini. Air yang jernih keluar dari penampungan yang ada tanamannya.

SUMBER

think green


بسم الله الرحمن الرحيم


Rumput Yang Biasa Berada di Taman Kini Bisa ada Nikmati Di Rumah Anda








Bagi anda yang mendambakan rumah yang ramah lingkungan rumah yang satu ini bisa dijadikan pilihan. rumah yang di rancang oleh arsitek austria ini memiliki bentuk yang unik yaitu pada bebera bagian rumah ini tampak seperti melayang dan dengan rumput yang ada di seluruh tembok membuat rumah terkesan lebih hidup.































sumber

Apakah Kita Sudah Go Green ?


1. Menjadi Peduli Transportasi 

1. Hindari bepergian dengan pesawat terbang apabila jarak tempuh kurang dari 500 km.

2. Tinggalkan mobil di rumah apabila melakukan perjalanan yang tidak jauh.

3. Gunakan sepeda untuk perjalanan pendek, selain hemat energi, itu akan membuat Agan bugar!

4. Gunakan kendaraan umum untuk perjalanan yang jauh. Transport umum merupakan cara terbaik untuk mengurangi emisi karbondioksida dari kendaraan.

5. Lebih suka pakai mobil? Ajak rekan-rekan sejurusan untuk pergi bersama-sama.

6. Bila Agan hendak membeli mobil, pertimbangkan untuk membeli kendaraan hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Selain menghemat uang, Agan turut berpartisipasi menyelamatkan Bumi dari CO2.

7. Gunakan bahan bakar bebas timbal

8. Apabila harus menggunakan mobil, perhatikan hal-hal berikut:

Matikan mobil apabila menunggu lebih dari 30 detik
Cek tekanan ban mobil, karena apabila tekanan kurang 0,5 bar dari normal akan meningkatkan penggunaan bahan bakar sebesar 5%
Usahakan untuk tidak memanaskan mobil dalam posisi berhenti. Mobil akan lebih cepat panas apabila dikendarai, sehingga Agan akan menghemat bahan bakar
Hindari menggunakan rem secara mendadak karena mengonsumsi bahan bakar dengan cepat.
Turunkan bagasi apabila Agan tidak membutuhkannya lagi, karena 100 kilo beban akan menambah penggunaan 1 liter bahan bakar lebih banyak dalam jarak 100 km
Coba mengurangi jarak tempuh perjalanan kendaraan Agan tiap minggunya. Semisal, gunakan kendaraan antar jemput bersama untuk ke kantor atau ke sekolah.


2. Menjadi Peduli Hijau

Benar, menanam lebih banyak pohon akan menyerap karbondioksida dalam jangka pendek, tapi pepohonan ini juga melepas karbondioksida ketika mereka mati. Tapi ada alasan lain kenapa kita harus tetap menanam pohon:

1. Menahan angin keras atau sebagai penahan panas sinar matahari langsung.

2. Sebisa mungkin tanam pohon di halaman Agan. Lebih baik lagi menanam pohon yang sedikit menyerap air.

3. Ketika memangkas rumput, lakukan dengan pisau tajam dan hanya ketika memang perlu dipangkas. Tidak perlu terlalu sering. Akhirnya, sirami rumput dan pepohonan dengan serentak. Semua tindakan ini mendukung gaya hidup hemat energi Agan.


3. Menjadi Peduli Organik

Bahkan dengan kecanggihan teknologi pertanian yang dimiliki Indonesia, kebanyakan petani masih menyemprotkan pestisida untuk melindungi hasil panen mereka setiap tahunnya.

Nah, ketika pestisida kimia digunakan untuk membunuh hama, zat ini juga membunuh mikroorganisme yang menahan karbon tetap berada di dalam tanah. Akhirnya, karbon terlepas ke udara sebagai CO2. Tanah tidak lagi subur secara alami dan pestisida menjadi kebutuhan tetap.

Dengan peduli pada produk organik, kita ikut “menolong” tanah menyimpan karbon dan mengurangi pelepasan CO2. Hal-hal lain yang bisa dilakukan adalah:

1. Konsumsi makanan lokal. Jika produk makanan ini tak perlu didistribusikan dalam jarak jauh berarti lebih sedikit CO2 yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya.

2. Konsumsi buah dan sayur mayur sesuai musimnya. Sekali lagi, kita turut menghemat biaya transportasi yang harus ditanggung sehingga kita tidak perlu membeli buah dan sayur mayur tersebut dengan harga mahal.

3. Tanam buah dan sayur mayur kita sendiri di halaman. Tidak sesulit yang kita kira, kok.

4. Menjadi Peduli Daur Ulang

Terdengar mudah? Sebenarnya butuh lebih banyak energi untuk menghasilkan produk daur ulang dibanding membeli produk yang sama sekali baru. Bila Agan dan konsumen lain membeli produk daur ulang, harga produk ini akan menjadi lebih murah. Agan sudah menciptakan pasar tersendiri bagi produk-produk daur ulang. Sekaligus, mendukung gaya hidup ramah lingkungan.

Sebelum membeli, cek apakah produk yang hendak Agan beli terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Bisa dilihat dari logo atau gambar pada kemasannya. Karena tidak semua produk daur ulang mencantumkan tanda, kita perlu tahu bahwa aluminium, kaleng, gelas kaca, dan karton kertas termasuk produk-produk yang bisa didaur ulang.


5. Menjadi Peduli Hidup Minimalis

Cara hemat paling efektif adalah pakai seperlunya. Hendak membeli sebuah produk? Beli yang benar-benar dibutuhkan. Tanpa Agan sadari, gaya hidup simpel membuat Agan lebih sedikit membeli. Semakin sedikit Agan membeli, semakin sedikit pula Agan menggunakan energi. Sederhana, kan? Bayangkan kalau perubahan gaya hidup simpel ini dilakukan semua orang. Hasilnya tentu saja besar.

Mau contoh nyata?

1. Beli sekaligus banyak. Agan tidak membutuhkan bungkus banyak-banyak juga. Lebih sedikit energi? Pasti!

2. Beli satu jenis produk, bukan dua atau lebih produk yang sama. Semisal, Agan hanya butuh sepasang sepatu, bukan dua atau tiga pasang sepatu dalam satu waktu.

3 .Buka-buka lemari pakaian Agan. Berapa banyak yang tak terpakai? Pilih dibiarkan saja atau sumbangkan kepada orang lain yang lebih butuh?

4. Beli produk berkualitas yang tahan lama. Agan akan lebih sedikit membeli barang.

5. Kreatif dengan barang-barang yang Agan gunakan untuk bekerja, bermain, dan bersenang-senang. Tak perlu membeli produk baru untuk memulai aktivitas. Gunakan yang Agan punya dengan kreatif.


SUMBER

INOVASI GO GREEN

Lampu Botol Tenaga Surya

Lampu botol tenaga surya bukanlah lampu dengan teknologi mutakhir yang melibatkan panel surya (solar cell) atau benda-benda listrik lainnya. Lampu tersebut ternyata adalah lampu yang menyala terang di tempat gelap dengan sumber cahaya matahari (siang hari).

Pertama kali "teknologi" ini ditemukan di Brazil oleh Alfredo Mozer beberapa tahun lalu dan kini Filipina sedang mengembangkan konsep ini dibawah sebuah organisasi yang bernama Isang Litrong Linawag.

Di berbagai negara berkembang, terutama di wilayah perkampungan yang sudah sangat padat, dimana tidak ada lagi jarak antar rumah, membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah melalui jendela adalah hal yang sangat tidak memungkinkan. Padahal sinar matahari ini sangat bermanfaat selain sebagai penerangan juga bagi kesehatan.

Meski lampu tersebut hanya bisa menyala selama matahari bersinar, artinya pada siang hari dan tidak tertutup mendung, setidaknya bagi masyarakat tidak mampu hal tersebut sudah sangat berarti. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan

Dengan memanfaatkan konsep ini anda sudah melakukan sesuatu yang baik untuk Bumi, yaitu pemanfaatan kembali botol plastik. Sudah saatnya pula Indonesia ikut memanfaatkan teknologi sederhana ini.

Bagaimana cara membuat lampunya?


Pertama-tama anda siapkan bahan-bahannya, yaitu:
Botol PET* bekas air mineral (penjelasan PET)
Plat logam yang biasanya digunakan untuk atap (biasa disebut "seng")
Lem silikon atau lem yang tahan panas dan cuaca
Bleach atau bahan yang digunakan untuk pemutih pakaian
Air murni atau air mineral




Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:

Potong plat yang sudah anda siapkan tadi sekitar 9 x 10 inchi dengan gunting khusus untuk logam. Bahan ini bisa dengan mudah anda dapatkan di toko material. Alangkah lebih baik jika anda menggunakan plat bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Jangan pernah memotong plat logam dengan kunting kertas, karena akan merusak gunting itu sendiri.


Buatlah 2 buah gambar lingkaran dengan perbedaan besar lingkaran sekitar 1-2cm. Ukuran lingkaran dalam kira-kira seukuran dengan diameter botol yang akan digunakan, karena nantinya botol akan dimasukkan ke lubang itu. Potong lingkaran pada sisi dalam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar.


Setelah lingkaran bagian dalam terpotong, buatlah potongan-potongan keluar dengan jarak antar potongan sekitar 1cm. Dengan catatan tidak boleh melebihi garis terluar.



Amplas botol bekas air minum yang sudah anda siapkan. Jangan lupa untuk melepas labelnya. Alasan botol diamplas adalah agar mempermudah proses penempelan.


Masukan botol yang sudah diamplas tadi ke dalam lubang plat yang sudah anda siapkan dengan perbandingan 1/3 ukuran botol untuk sisi yang ada tutupnya (sisi bawah botol lebih masuk). Kemudian oleskan lem dikitar lubang. Oleskan pada dua sisinya agar kualitas daya rekatnya bagus dan terhindar dari kebocoran.



Setelah lem kering, langkah selanjutnya adalah isi botol dengan air mineral hingga hampir penuh kemudian tuangkan sekitar satu tutup botol bleach ke dalamnya.


Lampu botol anda sudah siap digunakan. Sekarang tinggal proses instalasinya. Lampu botol ini setara dengan lampu 55watt.

Untuk proses instalasinya fleksibel dan menurut kebutuhan dan kondisi ditempat anda. Yang harus anda lakukan secara garis besar adalah membuat lubang seukuran botol juga di bagian atap yang ingin dipasangi lampu ini.


Tempatkan perangkat lampu botol anda diatas atap berlubang tadi. Kemudian gunakan paku atau baut untuk mengencangkan sisi-sisi plat lampu botol dengan bagian atap anda.


Langkah selanjutnya adalah memberi lem disekitar sambungan tadi, agar saat hujan turun air tidak masuk kesela-sela lubang atap anda. Pastikan semua tertutup rapat dengan lem.


Langkah terakhir adalah memberi lem pada tutup botol.



Demikianlah penerapan teknologi sederhana ramah lingkungan yang sudah menerangi jutaaan manusia. Sekarang giliran anda berbagi dengan orang-orang di sekitar anda supaya mereka mendapat penerangan juga tanpa harus memasang lampu dan menyalakan listrik di siang hari. Kita bisa lebih berhemat dan mengurangi emisi CO2











Rabu, 17 April 2013

10 Negara Dengan Hutan Terluas di Dunia



1. Rusia, 809 juta hektar
Luas hutan di Rusia membentang dari Karelia dekat Finlandia sampai ke Semenanjung Kamchatka di Rusia timur. Hutan mengandung 50% sumber daya dunia dari jenis kayu konifera. Hutan Rusia adalah rumah bagi spesies yang tak terhitung jumlahnya, termasuk macan tutul salju Siberia dan harimau Siberia dan 10% dari semua harimau liar dapat ditemukan di negara itu. 260.000 kilometer persegi hutan dikelola oleh Forest Stewardship Council yang membantu penebangan secara berkelanjutan dan 430.000 km persegi tanah berada di bawah perlindungan pemerintah Rusia. Penebangan liar pohon diperkirakan mencapai antara 20-30% dari semua penebangan di Rusia.




2. Brazil, 478 juta hektar
Brasil adalah rumah bagi hutan tropis terbesar di dunia. Hutan hujan Amazon menyumbang lebih dari setengah hutan hujan bumi yang tersisa. Amazon mengandung 90 - 140.000.000.000 metrik ton karbon, yang membantu menstabilkan iklim bumi dan juga menghasilkan 20% dari oksigen bumi melalui pengubahan karbon dioksida menjadi oksigen. Hutan Atlantik juga ditemukan di Brasil, di pantainya yang membentang dari Brasil ke Paraguay dan Argentina. Namun, hanya 7% hutan yang masih utuh dan akan mengancam kehidupan ribuan spesies binatang termasuk jaguar, tapir, dan monyet howler.


3. Kanada, 310 juta hektar
Hampir setengah dari permukaan tanah Kanada ditutupi oleh pohon-pohon dan hutan. Diperkirakan dua pertiga dari 140.000 spesies tanaman dan hewan berada di hutan Kanada yang terdiri dari 180 jenis pohon yang berbeda. 94% dari hutan adalah milik publik, dan 6% yang lain dipegang oleh pemilik tanah swasta. 20% air tawar dunia dapat ditemukan di hutan ini, persentase yang sama dengan jumlah yang ditemukan di hutan hujan Amazon.


4. Amerika Serikat, 303 juta hektar
Sejak koloni mulai menetap di Amerika Serikat pada tahun 1600-an, sekitar 121.405.000 hektar hutan telah ditebang yang sebagian besar digunakan untuk pertanian, pembangunan pemukiman dan perkayuan. 155.399.000 hektar hutan menutupi Amerika Serikat bagian timur, 74% dari hutan ini berdaun lebar dan 83% hutan adalah milik swasta. Di bagian barat negara, 147,710 juta hektar hutan, 78% di antaranya adalah konifer, yang 58% dimiliki oleh publik. Hutan milik publik dipertahankan sebagai taman nasional, zona perlindungan satwa liar dan taman rekreasi oleh US Forest Service, National Park Service, Fish and Wildlife Service dan Biro Pengelolaan Tanah.


5. China, 197 juta hektar
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) PBB memperkirakan bahwa hutan dan tanaman kayu meningkat di negara ini dari 157 juta hektar di tahun 1990 hingga 197.000.000 hektar di tahun 2005. Antara tahun 2000 dan 2010 hutan di China meningkat sebesar 1,6% hutan. Namun, setengah dari kayu China adalah impor, terutama dari hutan hujan tropis seperti Amazon. 70% hutan China dimiliki oleh negara dan ada total 131 biro hutan di negeri ini.


6. Australia, 164 juta hektar
Hutan asli Australia yang utama terdiri dari kayu putih (78%), akasia(7%), dan melaleucas(5%). Hutan-hutan ini pada umumnya terletak di daerah dengan curah hujan 500 milimeter per tahun. Kebakaran adalah ancaman utama bagi hutan di Australia dan pengawas hutan harus menerapkan strategi untuk mencegah kebakaran, pemadaman, dan deteksi untuk meminimalisir kerusakan akibat kebakaran hutan.


7. Republik Demokratik Kongo, 134 juta hektar
Hutan hujan Kongo adalah rumah bagi lebih dari 10 ribu spesies tanaman, 700 jenis ikan, 400 mamalia termasuk simpanse kerdil, dan 1000 spesies burung. Hutan meliputi 59,9% milik negara, lebih dari 828.812 km persegi. 8% dari hutan berada di bawah perlindungan dan negara Kongo berencana untuk memperluasnya sebesar 10 - 15% hutan di masa yang akan datang.


8. Indonesia, 88 juta hektar
Hutan Indonesia adalah rumah bagi 38.000 spesies tumbuhan, 1531 jenis burung, 515 jenis mamalia, 270 spesies amfibi, dan 35 spesies primata, termasukk orangutan dan bekantan. Hutan Indonesia pernah menutupi lahan sebesar 84% namun kini hutan telah terfragmentasi oleh jalan dan ditebang untuk pembuatan jalan akses menuju perkebunan kelapa sawit dan sawit kayu putih. Hutan-hutan di Sulawesi hampir semua rata, sementara hutan di Sumatra dan Kalimantan terus terkuras.
9. Peru, 69 juta hektar
80% hutan di antaranya adalah hutan primer, mencakup sekitar 50% hutan dari wilayah Peru dan 10% hutan flora dan fauna yang menakjubkan di dunia termasuk 25 ribu spesies tanaman. 1300 masyarakat adat hidup di 12 juta hektar hutan Peru, 9 juta sisanya adalah sebagai wilayah adat. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB memperkirakan bahwa tingkat hutan yang digunduli adalah 224ribu sampai 300ribu hektar hutan per tahun jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga Amerika Latin.



10. India, 68 juta hektar
WWF (World Wide Fund for Nature) memperkirakan bahwa 20,64% wilayah India tertutupi oleh hutan dari hutan pinus subtropis Himalaya sampai hutan Mangrove India Timur. Hutan India adalah rumah bagi 45 ribu spesies tanaman dan 81 ribu spesies hewan termasuk harimau bengal dan gajah. Dua kawasan hutan India yang besar adalah Ghats barat yang ditemukan di kepulauan Andaman dan Nikobar dan terbesar di wilayah Assam wilayah utara timur. Dengan berkembang pesatnya perekonomilan, India lebih menekankan pada sumber daya hutan dan hutan yang tersisa telah terfragmentasi.













Mari Bersama Jaga Hutan Indonesia

Kerusakan di Bumi Indonesia
Stop Illegal Logging !!!!



 Hutan tropis Indonesia adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik. Keanekaragaman hayati yang terkandung di hutan Indonesia meliputi 12 persen species mamalia dunia, 7,3 persen species reptil dan amfibi, serta 17 persen species burung dari seluruh dunia. Diyakini masih banyak lagi spesies yang belum teridentifikasi dan masih menjadi misteri tersembunyi di dalamnya. Sebuah contoh nyata misalnya, data WWF menunjukkan antara tahun 1994-2007 saja ditemukan lebih dari 400 spesies baru dalam dunia sains di hutan Pulau Kalimantan.



Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia – termasuk di dalamnya hutan Indonesia – secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan memegang peranan penting menjaga kestabilan iklim dunia.

Sayangnya kerusakan hutan di tanah air cukup memprihatinkan. Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah habis ditebang.




Kerusakan atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman, industri, maupun akibat perambahan. Kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya. Contoh nyata yang frekuensinya semakin sering terjadi adalah konflik ruang antara satwa liar dan manusia. Rusaknya hutan habitat satwa liar menyebabkan mereka bersaing dengan manusia untuk mendapatkan ruang mencari makan dan hidup, yang sering kali berakhir dengan kerugian bagi kedua pihak. Rusaknya hutan telah menjadi ancaman bagi seluruh makhluk hidup.


Berikut ini bukti kerusakan Hutan Negri Indonesia







Sedih Melihat ini SEMUA..




dan Mari Kita Selamatkan Mereka Agar Kelak Anak Cucu Kita Masih bisa Melihatnya






 sumber




 

Blogger news

Blogroll

About